Selamat Datang!
Blog Bedah Umum FKUI merupakan sarana berbagi informasi mengenai tatalaksana kasus bedah, karya tulis para residen, informasi akademis, wacana dunia bedah hingga kegiatan-kegiatan kami. Blog ini dibuat pada tahun 2009 dan dikelola oleh residen Ilmu Bedah FKUI. Diharapkan blog ini bisa menjadi sarana berbagi kabar, informasi, serta berdiskusi antar konsulen, trainee, dan residen bedah baik dari FKUI maupun fakultas kedokteran lain di Indonesia. Semoga kehadiran blog ini dapat memperkaya wawasan dan keilmuan kita sebagai Dokter Spesialis Bedah maupun calon Dokter Spesialis Bedah masa depan. Semoga bermanfaat!
Rabu, 11 Januari 2017
Minggu, 11 September 2016
Jumat, 02 September 2016
Jumat, 12 Agustus 2016
Minggu, 03 Juli 2016
Sabtu, 04 Juni 2016
Selasa, 31 Mei 2016
Hemoroid dari Masa ke Masa
Ihza Fachriza, Liberty Tua Panahatan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Hemoroid memiliki sejarah yang panjang dalam dunia
kedokteran. Kata “hemoroid” atau “haemorrhoids”,
pertama kali dikemukakan Hippocrates, berasal dari Bahasa Yunani yang berarti
“aliran darah”.1 Kata tersebut kemudian digunakan pada
berbagai kasus yang berkaitan dengan perdarahan sehingga dahulu dapat ditemukan
frase “hemoroid di mulut”, “hemoroid di uterus”, dan “hemoroid di kandung
kemih”.1
Anatomi
Hemoroid adalah bantalan yang merupakan bagian dari
kanal anal yang dimiliki setiap individu. Bantalan anal ini berisi venula,
anteriol, dan serat otot polos yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap
mekanisme defekasi (membantu penutupan sempurna kanal anal). Pada hemoroid,
bantalan ini terisi oleh plexus hemoroid yang menyebabkan terjadinya perubahan
anatomi. Bantalan hemoroid pada akhirnya membesar dan mudah berdarah.
Gambar 1. A.
Potongan melintang dari kanal anal sehat dan B. potongan melintang dari kanal
anal yang mengalami hemoroid
Etiologi, dan Patogenesis
Seiring berjalannya waktu, patofisiologi hemoroid
mengalami perubahan yang siginfikan. Saat pertama dipelajari, hemoroid dianggap
sebagai suatu penyakit yang memberi manfaat. Rangkuman sejarah patofisiologi
hemoroid dapat dilihat pada Tabel 1.
PENANGANAN HEMOROID
Pengaturan Diet dan Gaya
Hidup
Penyebab perdarahan yang terjadi pada hemoroid adalah
akibat tinja keras yang melewati kanal anal yang mengalami hiperplasia karena
hemoroid. Oleh karena itu, pemberian makanan tinggi serat atau menambahkan
pelembut tinja dapat mengatasi masalah. Berdasarkan penelitian, pemberian
makanan tinggi serat dapat mengurangi 50%
gejala yang persisten namun tidak dapat mengurangi gejala prolaps,
nyeri, dan gatal. Pemberian makanan tinggi serat mudah dan murah, oleh karena
itu pemberian makanan tinggi serat selalu disarankan untuk semua pasien hemoroid apapun metode terapi atau operasi
yang akan diberikan. Perbaikan gejala akan tampak setelah 6 minggu perubahan
diet. 3 Modifikasi gaya hidup juga sebaiknya disarankan
kepada pasien hemoroid. Modifikasi yang disarankan selain makanan tinggi serat
adalah mengurangi konsumsi lemak, olahraga yang teratur, meningkatan kebersihan
area anal, menghentikan kebiasaan mengejan dan membaca di toilet, dan
menhindari makanan atau obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi.
Gambar 3. Skematis prosedur HAL-RAR. A. mencari arteri hemoroid dengan menggunakan USG, B. ligasi arteri hemoroid yang bertujuan mengurangi aliran darah dan memperkecil hemoroid (HAL), C. mukopeksi yang dilakukan pada teknik HAL-RAR, dan D. hasil akhir pada mukopeksi pada teknik RAR
Abad ke-5
|
-
dianggap sebagai penyakit yang memberi manfaat karena
dianggap menjadi pembuangan darah-darah kotor dan racun dari tubuh
-
dianggap dapat mencegah radang pleura, jerawat, dan kusta
-
dianggap berkaitan dengan asites
|
Abad ke-17
1760
|
-
Morgagni dan Boorhave berpendapat hemoroid berkaitan dengan
posisi berdiri manusia1,2
-
Georg Ernst Stahl berpendapat bahwa hemoroid merupakan
tempat penyimpanan dan pembuangan sisa metobolisme tubuh, serupa seperti
menstruasi
-
The Dictionary of James bahwa hemoroid
disebabkan oleh gangguan aliran darah vena vena porta yang menuju vena
hemorid. Teori ini menjadi dasar patofisiologi hemoroid saat ini1
|
Abad ke-19
1975
|
-
Quenu mengemukakan inflamasi juga berkontribusi pada
perjalanan hemoroid
-
Teori Hiperplasia vaskular yang mengatakan hemoroid terjadi
karena metaplasia jaringan
-
Dasar anatomis dikemukakan, bantalan hemoroid didominasi
oleh arteri, vena dan kapiler
-
Thomson mengemukakan bahwa kanal anal terdiri dari tiga
bantalan hemoroid
-
Teori yang mengatakan adanya degenerasi jaringan ikat pada
bantalan hemoroid yang menyebabkan terjadinya prolaps
-
Campbell Milligan menjelaskan komplek sfingter dan
lapisan-lapisannya, kemudian menjadi dasar dari teknik operasi Milligan
|
Tabel 1. Sejarah Patofisiologi Hemoroid
|
|
Penanganan Medikamentosa3
Flavonoid dikatakan mampu mengurangi tonus vaskular,
mengurangi kapasitas vena, menurunkan permeabilitas kapiler, dan meningkatkan
drainase limfatik. Flavonoid telah sering digunakan sebagai terapi hemoroid di
Eropa dan Asia. Meta-analisis pada flavonoid mengatakan bahwa obat ini dapat
mengurangi risiko perdarahan sebesar 67%, nyeri yang menetap 65%, dan gatal 25%. Rekurensi juga dikatakan
berkurang sebesar 47%.
Kalsium dobesilat oral dapat menurunkan permeabilitas kapiler, mencegah
agregasi platelet, dan meningkatkan viskositas. Mekanisme ini memiliki hasil
akhir dengan berkurangnya edema jaringan hemoroid. Hasil penelitian mengatakan
bahwa gambungan kalsium dobesilat oral dengan modifikasi gaya hidup memberikan
hasil yang signifikan dalam mengobatan hemoroid
Rubber Band Ligation
Prinsip pengikatan hemoroid bekerja dengan cara menghambat
pasokan darah yang akan mengakibatkan terjadinya ulserasi. Seiring dengan
berjalannya proses nekrosis yang terjadi, mukosa akan terfiksasi karena terbentuknya
jaringan ikat. Pada umumnya ulserasi terjadi 7 - 10 hari setelah pengikatan dan
masa penyembuhan berlangsung selama 3 - 4 minggu.4
Infrared Photocoagulation
Fotokoagulasi inframerah bekerja dengan cara
meningkatkan temperatur jaringan dengan tujuan terjadinya koagulasi. Pada
dasarnya koagulasi bisa dilakukan menggunakan koagulasi elektrik (diatermi),
namun metode tersebut memiliki kekurangan karena sulitnya mengatur kedalaman
jaringan yang diinginkan sehingga seringkali terjadi koagulasi yang berlebihan
dan merugikan. Dengan menggunakan koagulasi inframerah, lamanya pajanan dan
kedalaman koagulasi dapat diatur sesuai keinginan sehingga efek koagulasi
menjadi tepat. Selain itu, penggunaan koagulasi inframerah juga tidak akan menimbulkan
gangguan elektromagnetik yang dapat mengganggu alat bantu seperti pacemaker.
Skeloterapi
Skleroterapi menghentikan perdarahan dengan cara
memicu inflamasi setempat yang pada ahirnya akan menyebabkan terbentuknya
jaringan ikat di submukosa dan mengecilkan hemoroid. Metode skleroterapi
ditujukan untuk dilakukan di klinik, oleh karena itu metode ini harus mudah
digunakan, cepat, dan aman. Pada umumnya penggunaan skleroterapi dapat
mengehntikan keluhan selama 12 bulan. Namun, skleroterapi tetap memiliki risiko
kegagalan. Risiko gagal ini dapat diminimalisir dengan melakukan seleksi pada
kasus-kasus yang ingin ditangani menggunakan metode ini.
OPERATIVE HEMORRHOIDECTOMY
Stapled Hemorrhoidopexy (SH)
Teknik ini diperkenalkan pada tahun 1998. Teknik ini
memggunakan stapling device untuk
mengeksisi jaringan rektal mukosa rektum yang berlebih dan mengembalikan
jaringan hemoroid ke kanal anal. Selain itu, teknik ini juga mengembalikan
hemoroid yang prolaps kedalam kanal
anal. Teknik ini juga menghentikan suplai darah ke jaringan hemoroid. Sebuah
meta-analisis yang membandingkan SH dan hemoroidektomi memberikan hasil bahwa
SH berkaitan dengan nyeri minimal, kembalinya fungsi saluran cerna yang lebih
awal, lama tinggal di rumah sakit yang lebih sebentar, dan penyembuhan luka
yang lebih baik. Namun, untuk jangka panjang SH memiliki kemungkinan yang lebih
tinggi. SH disarankan untuk pasien dengan hemoroid prolaps yang sirkumferensial
dan memiliki lebih dari 3 lesi.3
Gambar 2.
Skematis prosedur Stapled Hemorrhoidopexy
Closed Submucosal Hemorrhoidectomy (Parks/Ferguson hemorrhoidectomy)
Hemoroidektomi
versi Parks/Ferguson memiliki prinsip untuk melakukan reseksi pada jaringan
hemoroid dan melakukan penyembuhan luka secara primer. Bantalan hemoroid dan mukosa yang berlebih
diidentifikasi dan dieksisi dari proximal tepi anal hingga cincin anorektal.
Hal yang penting dilakukan adalah mengidentifikasi sfiengter internal dan
secara hati-hati memisahkan agar sfingter tidak cedera. Puncak dari plexus
hemoroidalis kemudian diligasi dan hemoroid dapat dieksisi. Luka kemudian
ditutup menggunakan jahitan yang dapat diserap.
Open Hemorrhoidectomy (Milligan and Morgan)
Pada
tahun 1935, Milligan dan Morgan (ahli bedah di Rumah Sakit St Marks)
menjelaskan penatalaksanaan bedah untuk kasus hemoroid yang memenuhi 3 kriteria
penting, yaitu nyeri minimal yang masih dapat diterima pasien, risiko yang rendah,
dan rekurensi yang rendah. Prinsip bedah yang dilakukan serupa seperti
hemoroidektomi versi Ferguson/Parks namun, luka dibiarkan sembuh secara
sekunder.
Gambar 2.
Skematis prosedur Open Hemorrhoidectomy
Doppler-Guided Hemorrhoidal Artery Ligation Rectoanal
Repair (HAL-RAR)5
Teknik
HAL-RAR adalah teknik invasi minimal yang meminimalisir rasa nyeri karena
seluruh prosedur dan jahitan dilakukan di atas linea dentata. Keuntungan ini
memberikan masa penyembuhan yang lebih cepat dan baik, juga dapat dilakukan di
luar kamar operasi. Selama ini, rasa nyeri setelah operasi mejadi tantangan
terbesar dalam penanganan hemoroid. Melalui teknik HAL-RAR, nyeri setelah
operasi menjadi sangat rendah ( VAS selalu di bawah 3) dan dapat ditangani
dengan analgetik oral. Teknik ini juga berhasil memberikan 1 tahun masa bebas
keluhan pada 92% pasien.
Gambar 3. Skematis prosedur HAL-RAR. A. mencari arteri hemoroid dengan menggunakan USG, B. ligasi arteri hemoroid yang bertujuan mengurangi aliran darah dan memperkecil hemoroid (HAL), C. mukopeksi yang dilakukan pada teknik HAL-RAR, dan D. hasil akhir pada mukopeksi pada teknik RAR
DAFTAR PUSTAKA
1.
Laufman H. The history of hemorrhoids. Am J Surg. 1941; 53: 381-7
2.
Warusavitarne J, Phillips RKS. Hemorrhoids throughout history - a historical perspective.
Semin Colon Rectal Surg. 2007;18(3):140–6
3.
Lohsiriwat V. Hemorrhoids: From basic pathophysiology to clinical management.
World J Gastroenterol. 2012; 18(17): 2009-17
4.
Ellesmore, Windsor, Ellesmore W. Surgical Treatment of Haemorrhoids. Surgical
History of Haemorrhoids. 2002. 19-24 p.
5.
Hoyuela C, Carvajal F, Troyano D, Trias M, Martrat A, Ardid J, et al. HAL-RAR
(Doppler guided haemorrhoid artery. Int J Surg [Internet]. Elsevier Ltd; 2016;
Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.ijsu.2016.02.030
Kamis, 05 Mei 2016
Rabu, 04 Mei 2016
Pertandingan Persahabatan IKABI Jaya dengan IKABI Bandung
Pada tanggal 2 April 2016, IKABI Jaya berangkat ke
Bandung dalam rangka pertandingan persahabatan dengan IKABI Bandung pada Sabtu
malam di Stadion Siliwangi Persib yang berlokasi di Jl. Jendral Ahmad Yani
Bandung. IKABI Jaya tiba
jam 17:30 WIB langsung disambut hangat oleh tuan rumah, IKABI Bandung.
(Gambar 1. Tim oranye Ikabi Jaya dan Tim Biru IKABI Bandung) |
Hujan deras
dan kondisi lapangan yang basah tidak menyurutkan semangat kedua tim untukk menunjukkan kebolehan
masing-masing. Setelah berbagai persiapan dilakukan pertandingan dimulai pada
pukul 19:00 WIB. Kedua tim bertanding dengan sengit, tim oranye IKABI Jaya
melawan tim biru IKABI Bandung.
Babak pertama tim muda IKABI Jaya yang di pimpin oleh dr Lam Sihardo melancarkan serangan demi serangan. Suasana lapangan yang tidak mendukung dan kegigihan barisan bertahan IKABI bandung, membuat skor imbang 0-0. Pada babak kedua, tim senior dari IKABI Jaya yang di motori oleh dr Taslim Poniman, terus menerus meneror gawang IKABI Bandung, serangan balik yang cepat dari IKABI Bandung pun tak jarang membuat kubu IKABI Jaya kewalahan.
(Gambar 2. Suasana di bangku
pengganti IKABI Jaya)
Di Akhir pertandingan skor seri pun
harus puas di terima oleh kedua kubu. Keakraban dan suasana persahabatan yang dijalin bersama dengan IKABI
Bandung menutup malam itu. Suasana malam itu ditutup dengan foto bersama untuk
mengabadikan kebersamaan kami sebagai sesama sejawat bedah.
(Gambar 3. Kebersamaan IKABI Jaya dan IKABI Bandung)
|
(Ridho, Heru, Gadia)
Senin, 02 Mei 2016
Minggu, 03 April 2016
Jumat, 04 Maret 2016
Jumat, 26 Februari 2016
Kamis, 04 Februari 2016
Kamis, 31 Desember 2015
Langganan:
Postingan (Atom)