Selamat Datang!

Blog Bedah Umum FKUI merupakan sarana berbagi informasi mengenai tatalaksana kasus bedah, karya tulis para residen, informasi akademis, wacana dunia bedah hingga kegiatan-kegiatan kami. Blog ini dibuat pada tahun 2009 dan dikelola oleh residen Ilmu Bedah FKUI. Diharapkan blog ini bisa menjadi sarana berbagi kabar, informasi, serta berdiskusi antar konsulen, trainee, dan residen bedah baik dari FKUI maupun fakultas kedokteran lain di Indonesia. Semoga kehadiran blog ini dapat memperkaya wawasan dan keilmuan kita sebagai Dokter Spesialis Bedah maupun calon Dokter Spesialis Bedah masa depan. Semoga bermanfaat!

Sabtu, 31 Oktober 2015

Trauma Jaringan Lunak (Fingertip Injury)



Trauma Jaringan Lunak (Fingertip Injury)
Metode Evaluasi dan Penanganan
  
dr. Nandya Titania Putri, dr. Akhmad Noviandi  

Fingertip injury merupakan salah satu jenis trauma yang sering ditemukan pada pelayanan akut. Bagian ujung jari memiliki peran sebagai aktivitas motorik halus dan memberikan persepsi sensasi secara tepat, dan berkontribusi pada estetik.
Teknik rekonstruksi bagian ujung-ujung jari sangat banyak, pertimbangan yang hati-hati diperlukan untuk menentukan metode terbaik bagi masing-masing pasien. Dengan pengetahuan mengenai anatomi dan penanganan trauma, dapat ditentukan tahapan manajemen dan terapi untuk pasien.
Fingertip atau ujung jari didefinisikan sebagai bagian distal jari hingga insersi dari tendon fleksor (flexor digitorum profundus) dan ekstensor phalang distal. Perionychium membentuk bagian dorsal dari ujung jari dan memainkan peran penting untuk proteksi ujung jari, bantalan persepsi atau sensasi, dan estetika ujung jari. Kuku dan bantalan kuku melekat satu sama lain dan juga melekat  Hyponychium  berada di bagian distal batas kuku membatasi bantalan kuku (nail bed) dan kulit ujung jari .
Epidermis pada ujung jari tebal dengan lekukan sidik jari yang unik. Bagian ujung jari (volar pulp) berkontribusi lebih dari separuh (56%) volume ujung jari, dan berperan dalam propriosepsi dan sensasi. Bagian ini adalah salah satu bagian penting yang perlu dipertimbangkan dalam rekonstruksi.
 
  
Gambar 1. Anatomi fingertip

Evaluasi
Dimulai dari riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Penting dipertimbangkan berdasarkan usia pasien, gender, pekerjaan, tangan dominan, dan mekanisme trauma. Anak-anak diperlakukan berbeda dibandingkan orang dewasa, wanita diperlakukan berbeda dengan pria. Tangan dominan perlu diperlakukan khusus dibanding tangan sebelahnya.
Pemeriksaan komplit perlu dilakukan, status neurovascular dan sistem tendon diperiksa secara sistematik. Radiografi jari spesifik harus dilakukan untuk menilai adanya fraktur phalang pada jari atau benda asing. Pemeriksaan juga perlu sistematis, dimulai dari luas defek, tulang yang ekspos, dan geometri luka. Komposisi dari jaringan yang teramputasi diklasifikasikan ke dalam kulit, otot yang terlepas, tulang, dan bed kuku (nail bed).
  

Gambar 2. Geometri cedera. Garis A, volar oblique tanpa tulang yang terekspose; Garis B, volar oblique dengan tulang terekspose; Garis C, transverse (tegak) dengan tulang terekspose; Garis D, dorsal oblique dengan tulang terekspose.

Penanganan
Penanganan dengan tujuan fungsi yang mendekati normal dan bentuk estetik yang baik. Berikut algoritma yang dapat menjadi pilihan untuk penanganan pasien:


Gambar 3. Algoritma pemilihan prosedur untuk penutupan fingertip injury berdasarkan geometri. (Gambar diunduh dari Lemmon J, Janis JE, Rohrich RJ. Soft tissue injuries of the fingertip: method of evaluation and treatment. An algorithmic approach. American Society of Plastic Surgeon. 2008.)



Gambar 4. Algoritma pemilihan prosedur untuk penutupan fingertip injury berdasarkan jari yang terlibat. (Gambar diunduh dari Lemmon J, Janis JE, Rohrich RJ. Soft tissue injuries of the fingertip: method of evaluation and treatment. An algorithmic approach. American Society of Plastic Surgeon. 2008.)


Gambar 5. Pilihan flap untuk menutup defek (Gambar dari Ramirez MA, Means KR Jr. Digital soft tissue trauma: a concise primer of soft tissue reconstruction of traumatic hand injuries. Iowa Orthopaedic Journal. 2011.)

Berikut ini merupakan kumpulan desain untuk penutupan defek fingertip injury:


Gambar 6. V-Y advancement flap. (Gambar dari Chao, J. D., Huang, J. M., and Wiedrich, T. A. Local hand flaps. J. Am. Soc. Surg. Hand 1: 28, 2002.)


Gambar 7. The Hueston flap. (Gambar dari Chao, J. D., Huang, J. M., and Wiedrich, T. A. Local hand flaps. J. Am. Soc. Surg. Hand 1: 28, 2002.)  Berikut ini merupakan flap lain yang digunakan terutama jika terdapat ekspos tulang.

Replantasi
Dengan majunya teknologi saat ini berupa bedah mikro, replantasi pada fingertip injury sangat memungkinkan dan memberikan hasil yang baik. Banyak penelitian retrospektif yang melaporkan replantasi pada amputasi ujung jari pada batas nail fold atau dari nail fold hingga sendi interphalang distal menunjukan kualitas hidup 70-86%. Teknik ini berkembang di Negara-negara Asia, dan dipertimbangkan untuk pasien anak, wanita, dan musisi. Jika replantasi fingertip injury tidak memungkinkan, maka penanganan kembali lagi ke ladder of reconstruction: penyembuhan sekunder, penutupan primer, graft kulit, homodigital flap (flap V-Y, flap Moberg, flap Hueston, dan sebagainya).


DAFTAR PUSTAKA

1.      Lemmon J, Janis JE, Rohrich RJ. Soft tissue injuries of the fingertip: method of evaluation and treatment. An algorithmic approach. American Society of Plastic Surgeon. 2008; 105e-117e.
2.      Ramirez MA, Means KR Jr. Digital soft tissue trauma: a concise primer of soft tissue reconstruction of traumatic hand injuries. Iowa Orthopaedic Journal. 2011; 31: 110-119
3.      Sungur N, Kankaya Y. Bilateral V-Y rotation advancement flap for fingertip amputations. American Association for Hand Surgery. 2012; 7: 79-85.