Trauma Jaringan Lunak (Fingertip Injury)
Metode Evaluasi dan
Penanganan
dr. Nandya Titania Putri, dr. Akhmad Noviandi
Fingertip
injury merupakan salah satu jenis trauma yang sering
ditemukan pada pelayanan akut. Bagian ujung jari memiliki peran sebagai
aktivitas motorik halus dan memberikan persepsi sensasi secara tepat, dan
berkontribusi pada estetik.
Teknik rekonstruksi
bagian ujung-ujung jari sangat banyak, pertimbangan yang hati-hati diperlukan
untuk menentukan metode terbaik bagi masing-masing pasien. Dengan pengetahuan
mengenai anatomi dan penanganan trauma, dapat ditentukan tahapan manajemen dan
terapi untuk pasien.
Fingertip atau
ujung jari didefinisikan sebagai bagian distal jari hingga insersi dari tendon
fleksor (flexor digitorum profundus) dan ekstensor phalang distal. Perionychium
membentuk bagian dorsal dari ujung jari dan memainkan peran penting untuk
proteksi ujung jari, bantalan persepsi atau sensasi, dan estetika ujung jari.
Kuku dan bantalan kuku melekat satu sama lain dan juga melekat Hyponychium
berada di bagian distal batas kuku membatasi bantalan kuku (nail bed) dan kulit ujung jari .
Epidermis pada ujung
jari tebal dengan lekukan sidik jari yang unik. Bagian ujung jari (volar pulp) berkontribusi lebih dari
separuh (56%) volume ujung jari, dan berperan dalam propriosepsi dan sensasi.
Bagian ini adalah salah satu bagian penting yang perlu dipertimbangkan dalam
rekonstruksi.
Gambar
1. Anatomi fingertip
Evaluasi
Dimulai dari riwayat
penyakit dan pemeriksaan fisik. Penting dipertimbangkan berdasarkan usia
pasien, gender, pekerjaan, tangan dominan, dan mekanisme trauma. Anak-anak
diperlakukan berbeda dibandingkan orang dewasa, wanita diperlakukan berbeda
dengan pria. Tangan dominan perlu diperlakukan khusus dibanding tangan
sebelahnya.
Pemeriksaan komplit
perlu dilakukan, status neurovascular dan sistem tendon diperiksa secara
sistematik. Radiografi jari spesifik harus dilakukan untuk menilai adanya
fraktur phalang pada jari atau benda asing. Pemeriksaan juga perlu sistematis,
dimulai dari luas defek, tulang yang ekspos, dan geometri luka. Komposisi dari
jaringan yang teramputasi diklasifikasikan ke dalam kulit, otot yang terlepas,
tulang, dan bed kuku (nail bed).
Gambar
2. Geometri cedera. Garis A, volar oblique tanpa tulang yang terekspose; Garis
B, volar oblique dengan tulang terekspose; Garis C, transverse (tegak) dengan
tulang terekspose; Garis D, dorsal oblique dengan tulang terekspose.
Penanganan
Penanganan dengan
tujuan fungsi yang mendekati normal dan bentuk estetik yang baik. Berikut
algoritma yang dapat menjadi pilihan untuk penanganan pasien:
Gambar 3. Algoritma pemilihan
prosedur untuk penutupan fingertip injury
berdasarkan geometri. (Gambar diunduh dari Lemmon J, Janis JE, Rohrich RJ. Soft
tissue injuries of the fingertip: method of evaluation and treatment. An
algorithmic approach. American Society of Plastic Surgeon. 2008.)
Gambar 4. Algoritma pemilihan
prosedur untuk penutupan fingertip injury
berdasarkan jari yang terlibat. (Gambar diunduh dari Lemmon J, Janis JE,
Rohrich RJ. Soft tissue injuries of the fingertip: method of evaluation and
treatment. An algorithmic approach. American Society of Plastic Surgeon. 2008.)
Gambar
5. Pilihan flap untuk menutup defek
(Gambar dari Ramirez MA, Means KR Jr. Digital soft tissue trauma: a concise
primer of soft tissue reconstruction of traumatic hand injuries. Iowa
Orthopaedic Journal. 2011.)
Berikut ini merupakan
kumpulan desain untuk penutupan defek fingertip
injury:
Gambar 6.
V-Y advancement flap. (Gambar dari Chao, J. D., Huang, J. M., and Wiedrich, T.
A. Local hand flaps. J. Am. Soc. Surg. Hand 1: 28, 2002.)
Gambar 7.
The Hueston flap. (Gambar dari Chao, J. D., Huang, J. M., and Wiedrich, T. A.
Local hand flaps. J. Am. Soc. Surg. Hand 1: 28, 2002.) Berikut ini merupakan flap lain yang
digunakan terutama jika terdapat ekspos tulang.
Replantasi
Dengan majunya
teknologi saat ini berupa bedah mikro, replantasi pada fingertip injury sangat memungkinkan dan memberikan hasil yang
baik. Banyak penelitian retrospektif yang melaporkan replantasi pada amputasi
ujung jari pada batas nail fold atau
dari nail fold hingga sendi
interphalang distal menunjukan kualitas hidup 70-86%. Teknik ini berkembang di
Negara-negara Asia, dan dipertimbangkan untuk pasien anak, wanita, dan musisi.
Jika replantasi fingertip injury
tidak memungkinkan, maka penanganan kembali lagi ke ladder of reconstruction: penyembuhan sekunder, penutupan primer,
graft kulit, homodigital flap (flap V-Y, flap Moberg, flap Hueston, dan
sebagainya).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Lemmon
J, Janis JE, Rohrich RJ. Soft tissue injuries of the fingertip: method of
evaluation and treatment. An algorithmic approach. American Society of Plastic
Surgeon. 2008; 105e-117e.
2.
Ramirez
MA, Means KR Jr. Digital soft tissue trauma: a concise primer of soft tissue
reconstruction of traumatic hand injuries. Iowa Orthopaedic Journal. 2011; 31:
110-119
3.
Sungur
N, Kankaya Y. Bilateral V-Y rotation advancement flap for fingertip amputations.
American Association for Hand Surgery. 2012; 7: 79-85.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar